Kamis, 07 Juni 2012

Fabel Buton Landoke-Ndoke Te Manu

          Pada zaman dahulu, kera dengan ayam bersahabat karib. Pada suatu hari kera mengundang sahabatnya untuk pergi melancong. Karena sibuknya mereka melihat-lihat keindahan alam, mereka lupa petang. Dalam perjalanan, kera merasa lapar. Karena laparnya itu, kera menangkap kawannya sambil berkata: “aku akan memakan kamu”. Ayam itu menggelepar-gelepar. Semua bulunya dicabuti oleh kera. Oleh karena ayam itu kuat, maka terlepaslah ia dari tangan kera, lalu ia lari mencari sahabatnya yang lain, yakni kepiting.
          Ketika bertemu kepiting, ayam menceritakan hal-ikhwal kejadian yang dialaminya itu kepada sahabatnya. Dengan keheran-heranan, kepiting itu berkata: “kalau kita mencari kawan, kita harus tahu memilih mana kawan yang setia dan mana yang tidak. Marilah masuk ke dalam rumah saya ini”.
          Masuklah ayam itu ke dalam rumah kepiting sambil ia meminta tolong untuk mengembalikan bulunya seperti semula. Kepiting itu memandikan kawannya (ayam) dengan santan. Begitu dibuatnya setiap hari, sehingga hanya beberapa hari saja, bulu ayam itu tumbuh. Lama kelamaan bulu ayam itu tumbuh dan telah kembali seperti semula. Ayam itu lalu bertanya kepada kepiting: “bagaimanakah akalnya untuk membalas dendam kepada kera itu, sedang ia lebih tangkas dari kita”. Jawab kepiting: “kamu bantu saya membuat perahu dari tanah yang saya keluarkan dari lubangku. Bilamana sudah selesai, kamu pergi undang kera, kita menyeberang ke pulau sana yang banyak buah-buahan”.
          Bekerjalah mereka berdua membuat perahu dari tanah. Setelah selesai, lalu ayam pergi mencari sahabatnya, kera. Setelah bertemu, ayam mengundang kera sahabatnya untuk menyeberang pada sebuah pulau yang banyak buah-buahannya dan pemandangannya sangat indah.
          Kera itu bertanya: “Di manakah kita mendapat perahu untuk menyeberang?” Jawab ayam: “Nanti saya ajak kawan saya kepiting dan ia ahli di perahu”. Mendengar itu, kera sangat gembira kerena dipikirnya bahwa kalau mereka tiba di pulau itu, tentu ia akan puas memanjat dan memakan buah-buahan, sedang kawannya tentu akan kelaparan karena tidak tahu memanjat.
          Segera ayam menemui kepiting, sambil menyiapkan perahu yang pernah mereka buat. Kemudian memanggil kera. Dengan merasa bangga, kera melompat ke dalam perahu. Kera tidak mengetahui bahwa ayam dan kepiting sudah bermufakat bahwa kalau di tengah laut,  bilamana ada komando, akan dilaksanakan dengan diam-diam, supaya perahu bocor dan tenggelam. Maka berangkatlah mereka dengan perasaan gembira. Tiba di tengah laut, ayam itu bernyanyi-nyanyi. Demikian nyanyiannya: “Aku lubangi lho!!” Kepiting menjawab pantun temannya: “tunggu sampai dalam sekali lho!!”
          Lalu, kemudian ayam mulai mencontok-contok perahu itu, akhirnya perahu itu bocor, lalu tenggelam. Setelah perahu tenggelam, kepiting menyelam kedasar laut dan ayam terbang ke darat. Sial bagi kera yang tidak tahu berenang, sehingga ia mati lemas di tengah laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar